Posts tagged ‘DOD Bebek’

Menyekolahkan Anak dengan Telur Bebek

endogDi depan rumah, bebek-bebek di kandang menyanyikan lagu rampak. Tiap pagi, beberapa ekor mempersembahkan telur-telur pada tuannya, Muntaha. Lelaki berumur 35 tahun itu memang hobi beternak bebek sejak kecil. ”Makanya, saya tertarik bergabung menjadi mitra ngembangin bebek,” tutur ayah 3 anak itu. Ia di tahun 2004 bergabung menjadi mitra. Awalnya dimodali 100 ekor bebek usia bebaya. Dua bulan kemudian sudah menampakkan hasil, bertelur. Pada perkembangannya, bebeknya berkurang menjadi 84 ekor, karena mati kena penyakit. ”Alhamdulillah, saya bisa sekolahkan anak. Penghasilan pokok ya dari bebek ini,” ungkapnya sembari mengangkat seekor bebek, untuk dipotret. Jpreet! Pria itu tersenyum pada bebeknya. Setelah dipotret, ia kembali menaruh bebek di kandang, dan terus bercerita. Setiap tiga hari sekali, ia menjual telur-telur mentah ke tengkulak. Untuk pakan bebek, ia harus menyediakan sebanyak 25 kg dedak untuk sehari, pagi dan sore. Seperti peternak lain, bila musim panen padi tiba, ia bisa berhemat. Bahkan, bebek bertelur lebih cepat dari pada dikurung di kandang. Kalau dikurung, sebulan, Muntaha harus membeli makanan itik bermerek, dedak, ikan petek, atau ikan tembang. Kalau dikurung, penghasilan sebulan dapat mencapai Rp 500 ribu, tapi belum bersih. Sebalinya, kalau dikepar atau diumbar di sawah saat panen padi, Muntaha bisa mengantongi Rp 500 ribu bersih. Karenanya, musim panen padi adalah berkah baginya. Panen padi di desanya bisa dua kali dalam setahun. Pengaruh ke bebek juga bagus, jadi gemuk. Datangnya musim panen tidak bertahan terus-menerus, membuatnya harus kreatif mencarikan pakan. Caranya dengan menggiring bebek ke rawa. Kalau lagi musim, banyak keong mas yang bisa menjadi santapan bebek. Hanya tubuh bebek lebih kurus dibanding dengan makan gabah di sawah. Rata-rata, dalam seminggu, Muntaha bisa dua kali menjual telur masing-masing 150 telur sekali jual. Perolehannya Rp 75 ribu sampai Rp 200 ribu seminggunya. Hanya saja, kendala yang paling banyak ditemui peternak itik seperti Muntaha adalah soal pakan. Jika persediaan modal membeli empan (pakan) mepet, berpengaruh juga pada keuangan keluarga. ”Saya bayangkan kalau tiga anak sekolah semua, tentu repot…,” ucap Muntaha setengah menekuri ekonominya. Namun, ia bersyukur dengan kondisi sekarang, ternyata ia bisa menyekolahkan anak sulungnya di SD. Dari penjualan telur, ia juga bisa menghidupi keluarga, selain memberi uang jajan anaknya yang sekolah. Ia hanya mengandalkan telur? Ternyata tidak. Ia juga seorang petani penggarap sawah. Ia meminta seorang warga pemilik sepetak sawah lalu ia garap, hasilnya di-paro. Memang, hasilnya tak seberapa yang diperoleh Muntaha dari menggarap sawah. Ia telah memiliki pengalaman sebagai buruh tani, sebelum mengembangkan bebek. Pria itu tersenyum melihat anak laki-laki nomor duanya sedang main-main tanah. ”Anak saya itu belum berani sekolah,” ucapnya dengan wajah yang menyiratkan keinginan kuat agar anak-anaknya tetap bersekolah. Bebek-bebek di kandang ber-kwek-kwek, seolah turut memberi semangat tuannya.

Ditulis oleh Hery D. Kurniawan – Masyarakatmadani.org

July 28, 2009 at 11:33 pm Leave a comment

Itik

Itik

Itik

1. SEJARAH SINGKAT

Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).

2. SENTRA PETERNAKAN

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.

3. JENIS

Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA; 2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga; 3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood. Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.

4. MANFAAT

a. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.

b. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.

c. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.

d. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.

e. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.

SOURCE: Anas Spp, Budi Daya Ternak Itik

July 1, 2009 at 11:06 am Leave a comment

Trick Supaya DOD Bertahan Hidup

Petunjuk pemeliharaan ini ditujukan untuk DOD umur 1 s.d. 2o hari. Anak bebek (meri), pada hakekatnya bisa bertahan hidup tanpa makanan sampai umur 1-3 hari karena masih memiliki kandungan makanan pada tubuhnya. Akan tetapi mereka tetap harus dipelihara secara seksama dan hati-hati. Berikut ini beberapa petunjuk praktis pemeliharaan anak itik:

  1. Siapkan kandang untuk anak itik, usahakan kandang telah bersih dari segala macam hal yang dapat mengancam kehidupan anak itik. Kandang harus dapat menghangatkan anak itik, berikan lampu untuk penghangat dan usahakan dinding kandang tertutup sehingga tidak ada angin dari luar yang masuk ke dalam kandang.
  2. Apabila bibit itik/meri didatangkan dari tempat jauh, setalah tiba ditempat jangan langsung diberi makan terlebih dahulu, berilah minuman berupa air gula jawa, hal ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh meri. Setelah satu jam baru diberi makan berupa konsentrat seperti BR1 dan 511.
  3. Pada umur 1-20 hari pertumbuhan anak itik sangatlah cepat, jadi jangan lupa beri vitamin pada asupan makanan atau minuman, vitamin bisa berupa cairan seperti NASA POC atau berupa bubuk seperti Vitachick atau Neubrow
  4. Sesuaikan suhu kandang dengan pertumbuhan anak itik, penggunaan lampu dapat dihilangkan apabila sudah tidak diperlukan lagi
  5. Usahakan kondisi kadang selalu bersih, kandang yang kotor akan mendatangkan penyakit yang dapat membunuh anak itik, buatlah lantai kandang yang berlubang (kawat ram atau bambu) sehingga kotoran itik bisa langsung jatuh, pastikan lubang yang ada tidak membuat kaki itik terjepit.

Itulah sedikit trick yang bisa saya berikan, mudah2an dapat berguna untuk anda semua.

Salam Mandiri Peternak Indonesia!

June 30, 2009 at 9:54 pm 2 comments

Ketika Beternak Itik Menjadi Pilihan

Source: M Burhanudin (www.kompas.com)

telur bebek

telur bebek

Sejak lama Kabupaten Brebes dikenal sebagai penghasil telur asin. Di pelosok kota maupun desa di kabupaten ini mudah kita jumpai toko atau kedai yang menjual telur asin. Tak pelak, telur asin menjadi trademark wilayah di ujung barat Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Melimpahnya produksi telur asin di Brebes tak terlepas dari banyaknya sentra peternakan itik di wilayah ini.

Di Brebes tercatat 1.778 peternak itik yang tersebar dan bergabung di lebih dari 10 kelompok tani ternak itik (KTTI). Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan peternak unggas lain, seperti peternak ayam petelur yang 246 orang ataupun peternak ayam pedaging yang hanya 99 orang.

Beberapa sentra ternak itik di Brebes yang terkenal adalah di Desa Limbangan Wetan, Pakijangan, dan Gandasuli. Bahkan, KTTI Maju Jaya di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, tahun 2004 meraih predikat sebagai KTTI terbaik tingkat nasional.

Banyaknya jumlah peternak itik menjadikan Brebes sebagai salah satu sentra peternakan itik di Jateng. Setiap tahunnya, lebih dari 100 juta telur diproduksi di peternakan-peternakan telur di Brebes. Populasi itik di wilayah ini mencapai 889.000 ekor.

Banyaknya warga Brebes yang menggeluti profesi sebagai peternak itik tak terlepas dari keuntungan yang bisa dihasilkan dari kegiatan ini. Dengan modal yang tidak terlalu besar dan perawatan yang mudah, seorang peternak itik pemula (satu tahun) rata-rata bisa mendapat keuntungan bersih Rp 50.000 sampai Rp 150.000 per hari. Bahkan, apabila jumlah itiknya di atas 1.000 ekor, tak mustahil dia meraup keuntungan Rp 300.000 per hari.

Tidak jelas sejak kapan usaha peternakan itik tumbuh di Brebes. Sejumlah peternak menyatakan, budidaya itik di Brebes sudah cukup lama. Awalnya dulu sangat sederhana. Itik digembalakan di persawahan dan sungai oleh para petani di tengah kesibukan bercocok tanam.

“Sebenarnya sudah cukup lama orang Brebes beternak itik. Kalau dulu hanya sebagai sambilan, pekerjaan utama tetap bertani,” ungkap Haryanto (40), peternak itik di Desa Limbangan Wetan, Kecamatan Limbangan.

Seiring makin banyaknya industri rumah tangga di Brebes yang memproduksi telur asin sekitar tahun 1990-an, pasaran telur itik di wilayah ini pun terkatrol. Para peternak terpacu meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah jumlah dan memperbaiki manajemen peternakannya.

Kegiatan beternak itik lambat laun menjadi kegiatan ekonomi utama dibandingkan dengan bertani. Bahkan, tak sedikit petani yang menjadikan lahan pertaniannya, terutama lahan bawang merah, untuk dijadikan areal peternakan itik.

Ini seperti dilakukan oleh 30 peternak itik yang tergabung dalam KTTI Sumber Pangan Desa Gandasuli, Kecamatan Brebes, yang secara bergotong-royong membangun sentra peternakan itik di bekas lahan pertanian bawang merah mereka sejak tahun 2000 silam.

Syahroni (58), Ketua KTTI Sumber Pangan, menuturkan, beternak itik lebih menjanjikan daripada bertani bawang maupun padi. Selain risikonya kecil, keuntungan ekonomi yang diperoleh lebih stabil dan relatif lebih besar.

“Waktu saya menjadi petani bawang merah, kalau harganya bagus, sekali panen memang untung sangat besar. Namun, biaya perawatannya juga besar. Selain itu, belakangan ini harga bawang merah jatuh akibat banyaknya bawang impor. Kalau beternak itik, risiko-risiko semacam itu tidak ada. Harga telur memang naik-turun, tetapi lebih stabil dibandingkan dengan harga bawang. Risikonya paling-paling harga pakan yang mahal,” ungkap Syahroni.

Selain adanya kemudahan pasar, peternak itik di Brebes juga diuntungkan oleh banyaknya sungai kecil yang mengalir di wilayah ini, terutama di daerah utara. Sungai-sungai memudahkan peternak menggembalakan dan memberikan air minum bagi itik.

“Keberadaan sungai sebenarnya tidak mutlak. Namun, apabila ada, itu sangat membantu. Itik yang digembalakan akan lebih mudah bertelur karena tidak gampang stres dan lemaknya terbakar,” papar Kepala Kantor Peternakan Kabupaten Brebes Nono Setyawan.

Keuntungan lain yang dimiliki peternak itik, kata Nono, daya tahan itik dari serangan penyakit cukup tinggi, termasuk flu burung yang kini menghantui para peternak unggas di Indonesia. Ini tak terlepas dari faktor bawaan (carrier) itik yang memang memiliki kekebalan terhadap serangan virus tersebut.

“Kematian itik di Brebes akibat serangan virus flu burung jarang sekali, khususnya apabila dibandingkan dengan jenis unggas yang lain. Dua tahun terakhir tidak pernah ditemukan kasus seperti itu,” ujarnya.

Modal tak besar

Modal beternak itik tidak terlalu besar. Kebutuhan utama adalah membeli anak itik atau yang biasa disebut dengan meri yang harganya Rp 750 sampai Rp 1.000 per ekor. Biasanya, pada kesempatan pertama peternak membeli 300 sampai 500 ekor meri. Sudah menjadi patokan para peternak itik di Brebes, untuk memperoleh untung jumlah ternak yang dibudidayakan minimal 400 ekor.

“Kalau 300 ekor hanya impas. Namun, kalau 400 ekor, sudah ada keuntungan yang diperoleh meski tidak besar,” tutur Karyanto, peternak itik di Desa Limbangan Wetang, Kecamatan Brebes.

Diperlukan waktu enam bulan bagi anak itik untuk tumbuh menjadi dewasa dan siap bertelur. Minimal 60 persen dari itik yang dipelihara akan bertelur setiap hari. Bahkan, apabila musim sedang bagus dan itik tidak stres, persentase bertelurnya bisa mencapai 80 persen. Artinya, jika jumlah itik yang dipelihara 600 ekor, telur yang dihasilkan setiap harinya antara 350 butir-500 butir.

Di KTTI Sandang Pangan, setiap peternak memiliki 500 ekor sampai 1.500 ekor itik. Kandang- kandang para peternak di KKTI itu berada dalam satu kompleks yang dipisahkan dengan kerangkeng bambu. Satu kandang disekat menjadi dua bagian, yakni tempat makan dan tempat bertelur. Sekat itu diberi satu pintu untuk pergerakan itik.

Bangunan kandang pada umumnya terbuat dari bambu. Sebagian kandang ada yang beratap genteng sederhana, sebagian lagi ada yang hanya berupa alang-alang atau daduk. Hal seperti itu juga terlihat di hampir semua sentra peternakan itik di Brebes.

“Kandang sederhana tidak masalah, yang penting sering dibersihkan,” kata Haryanto.

Haryanto memiliki 600 ekor itik di kandangnya, dengan produksi 350 butir sampai 400 butir telur setiap hari. Dengan harga telur itik saat ini berkisar antara Rp 700 sampai Rp 750 per butir, dalam sehari Haryanto memperoleh hasil penjualan hingga sekitar Rp 300.000. Penghasilan kotor itu dikurangi biaya pembelian pakan dan obat-obatan sekitar Rp 150.000. Dengan demikian, dalam sehari Haryanto mendapat keuntungan bersih Rp 150.000.

“Penghasilan saya sebagai peternak itik cukup lumayan dibandingkan dengan waktu saya masih bertani. Namun, itu semua harus dicapai dengan kerja keras. Tidak duduk-duduk saja,” katanya.

June 28, 2009 at 6:14 pm 1 comment

Menjanjikan, Prospek Agribisnis Ternak Itik di Masa Mendatang dan Sekarang

DOD Itik Bebek

DOD Itik Bebek


Pada hakekatnya tujuan pembangunan peternakan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak guna memenuhi kebutuhan protein hewani, perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kelestarian sumber daya alam.

Dengan semakin meningkatnya permintaan produk itik baik daging maupun telur dan kelestarian sumber daya alam, serta penyediaan bibit unggul, maka prospek agribisnis ternak itik menjanjikan di masa mendatang dan sekarang.

”Berdasarkan kajian Road Map Perbibitan Ternak Departemen Pertanian tahun 2008, kebutuhan daging dan telur itik terus meningkat”, kata Kepala BPTU Pelaihari Kalsel Drh. Putut Budiono, SBP. Tahun 2010 kebutuhan daging itik diperkirakan 14,3 ribu ton. Sedangkan ketersediaan daging diperkirakan hanya 6,4 ribu ton, sehingga masih kekurangan 7,9 ribu ton.

Demikian juga kebutuhan telur pada tahun 2010 diperkirakan 193 ribu ton, sedangkan ketersediaan telur diperkirakan hanya 141 ribu ton, sehingga masih kekurangan 52 ribu ton. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, baik kebutuhan daging itik maupun kebutuhan telur itik diperlukan sejumlah bibit Parent Stok (PS) untuk menghasilkan DOD pedaging dan DOD petelur.

Terus Meningkat
Kecenderungan permintaan produk itik terutama daging itik semakin meningkat baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Bila kita lihat lebih jeli, masyarakat sudah mulai jenuh dengan menu ayam ras dan beralih ke daging itik yang rasanya relatif lebih enak dan gurih.

Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya warung makan pinggir jalan sampai restoran yang menyajikan menu khusus daging itik dengan berbagai macam variasi masakan. Bahkan, di restoran-restoran cina dan hotel-hotel berbintang menyediakan menu khusus dari olahan daging dan telur itik seperti plum duck, duck balls, steam duck, tasty duck, pot cooked duck dan bebek cina bumbu hong.

Source: SinarTani.com

June 27, 2009 at 8:04 am Leave a comment

Mari Beternak Itik / Bebek

Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Lebih tahan penyakit ketimbang unggas lain.

beternak itik

telur bebek

Anda pernah lewat atau ke Brebes? Di sepanjang jalan raya pantura, di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini anda akan menemui toko-toko yang menjual telur asin. Ya telur bebek yang diawetkan dengan cara diasinkan memang dikenal luas dan menjadi ciri khas Kota Brebes. Rasanya yang gurih, legit, dan mengundang selera. Butiran telur yang lebih besar dari telur ayam, rasa yang khas, dan keawetannya membuat telur asin memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya di kulit telur yang biru kehijauan itu, distempel masa kedaluarsanya.

Lebih dari sejuta telur per hari dihasilkan di peternakan-peterakan itik di Brebes . Ini menunjukkan prospek ternak bebek yang menjanjikan. Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.

Sentra peternakan itik di Brebes sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya itik digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari.

Saat ini peternakan itik di Brebes telah berkembang pesat. Ada 10 kelompok tani ternak itik yang menaungi 1.778 peternak itik dengan populasi itik hampir mencapai angka 900.000 ekor. Dengan keuntungan yang memadai dan harga yang relatif stabil, peternakan itik di Brebes terus mengalami peningkatan. Bahkan dari sekadar sambilan, kini peternakan bebek telah menjadi pilihan utama bagi sebagian petani menggeser budi daya bawang merah yang juga menjadi ciri khas Brebes.

Kalkulasinya, peternak bisa mendapat keuntungan dengan memelihara 400 ekor itik. Peternak harus mengeluarkan modal untuk membeli anak itik atau meri senilai Rp 750 sampai dengan Rp 1.000 per ekor. Pada umur enam bulan, itik akan mulai bertelur. Telur yang dihasilkan antara 240-320 butir per-harinya. Harga telur berkisar antara Rp 700 sampai dengan Rp 750 per butirnya. Dengan pendapatan hasil penjualan telur per-harinya minimal Rp 168.000, para peternak bisa menyisihkan keuntungan sekitar Rp 75.000 sampai Rp. 100.000.

Di samping dari daerah asal, itik lokal dikenal berdasarkan daerah pengembangan dan sifat morfologisnya. Ada itik Tegal, itik Alabio, itik Mojosari, dan Itik Maros. Itik adalah unggas yang memiliki ketahanan tubuh yang baik, termasuk tahan terhadap virus flu burung dibandingkan dengan unggas lain. Itik alabio cenderung lebih produktif.

Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Itik yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per-tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Biasanya kandang itik dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng ayag alang-alang. Kandang itik disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang itik harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan itik akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya.

Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan bebek potong, dipenuhi dengan itik jantan atau itik betina yang sudah afkir alias tidak produktif lagi. Itik jantang relatif lebih cepat pertumbuhan fisiknya. Itik jantan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg dalam waktu 2-3 bulan saja. (M. Taufan Agasta/Cahaya Nusantara, November 2007)

June 27, 2009 at 8:00 am Leave a comment

Harga DOD Itik Mojosari

meri - anak bebek

meri - anak bebek

Website ini dibuat dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai itik Mojosari. Selama ini di daerah Yogyakarta dan sekitarnya jarang sekali ada peternak yang memelihara itik ini dan untuk mencari bibit / DOD itik Mojosari sangat tidak mudah.

Berikut ini kisaran harga bibit DOD itik mojosari di Yogyakarta:
DOD Jantan = 4000 s.d 4300/ekor
DOD Betina = 5000 s.d. 5300/ekor

Sekedar informasi, dari pengalaman membesarkan DOD itik, ternyata pertumbuhan itik betina cukup cepat, sehingga potensi dijadikan bebek pedaging juga cukup bagus. Pertumbuhan itik betina umur satu bulan mencapai 7 sampai dengan 8 Ons apabila diberi makan dengan baik, sedangkan itik jantan antara 5 sampai dengan 7 ons. Bulan Juli yang lalu saya menjual itik betina umur 35 hari dengan bobot antara 7.5ons s.d. 8.5ons dengan kisaran harga 15.000 s.d. 17.ooo per ekor.

Bagi para peternak di DIY dan sekitarnya yang membutuhkan DOD Itik Mojosari dapat meninggalkan nomor telpon atau alamat email anda, nanti akan saya hubungi, akan saya bantu untuk menyediakannya, mudah2an peternakan itik di Indonesia dan DI Yogyakarta khusunya dapat berkembang dan memakmurkan masyarakat kita.

Bagi yang meninggalkan pesan pada kolom komentar, tolong tinggalkan nomor hp anda….trima kasih

June 26, 2009 at 11:24 pm 37 comments


Categories

Pengunjung ke